1. Pahami Dulu Perusahaan yang Kamu Lamar
Sebelum menekan tombol “Apply”, lakukan riset mendalam tentang perusahaan tujuan. Jangan asal kirim lamaran ke semua lowongan tanpa tahu profil perusahaannya.
Hal yang perlu kamu cari tahu:
-
Bidang industri dan produk utama perusahaan.
-
Nilai dan budaya kerja (company values).
-
Reputasi dan visi misinya.
-
Gaya kerja dan ekspektasi karyawan.
Dengan memahami hal ini, kamu bisa menyesuaikan isi lamaran dan CV sesuai karakter perusahaan. Misalnya, jika perusahaan mengutamakan inovasi, kamu bisa menonjolkan proyek kreatif yang pernah kamu kerjakan. HRD akan langsung tahu kamu bukan pelamar sembarangan.
2. Buat CV yang Menarik, Singkat, dan Relevan
CV (Curriculum Vitae) adalah senjata utama saat melamar kerja. Namun, banyak pelamar membuat CV yang terlalu panjang dan tidak relevan.
Tips membuat CV yang disukai HRD:
-
Gunakan desain profesional dan mudah dibaca.
-
Tulis pengalaman kerja terbaru dan relevan saja.
-
Sertakan pencapaian nyata, bukan sekadar deskripsi tugas.
-
Gunakan poin-poin ringkas (bullet points) agar mudah dipindai.
Tambahkan juga ringkasan profil diri di bagian atas CV, sekitar 3–4 kalimat yang menggambarkan keahlian dan kepribadianmu. Contohnya:
“Profesional muda dengan pengalaman 3 tahun di bidang pemasaran digital, memiliki kemampuan analisis data dan komunikasi yang kuat.”
3. Surat Lamaran Jangan Asal Copy-Paste!
Kesalahan umum pelamar adalah menyalin surat lamaran dari internet tanpa menyesuaikan dengan posisi dan perusahaan. Padahal, HRD bisa langsung tahu mana surat yang diketik dengan tulus dan mana yang hasil salinan.
Cara membuat surat lamaran yang berkesan:
-
Tulis secara personal dan langsung ditujukan pada HRD atau bagian rekrutmen.
-
Gunakan bahasa sopan, profesional, namun tetap hangat.
-
Ceritakan singkat mengapa kamu tertarik pada posisi tersebut.
-
Jelaskan nilai tambah apa yang bisa kamu bawa ke perusahaan.
Contoh kalimat kuat yang bisa kamu gunakan:
“Saya percaya dengan visi perusahaan yang fokus pada pengembangan teknologi ramah lingkungan, dan saya ingin menjadi bagian dari tim yang mewujudkan visi tersebut.”
4. Tunjukkan Keunikan Diri di Portofolio
Jika kamu melamar di bidang kreatif, desain, IT, atau pemasaran, portofolio adalah faktor penentu. HRD ingin melihat bukti nyata kemampuanmu.
Tips membuat portofolio profesional:
-
Kumpulkan proyek terbaik dan tampilkan secara ringkas (maksimal 5–7 contoh).
-
Sertakan deskripsi singkat di setiap proyek (tujuan, peran kamu, hasilnya).
-
Gunakan format online seperti Google Drive, Behance, atau website pribadi.
-
Jangan lupa sertakan tautannya di CV dan surat lamaran.
Portofolio yang kuat akan langsung membuatmu berbeda dari puluhan pelamar lain.
5. Persiapkan Diri untuk Wawancara
Tahap wawancara sering menjadi momen paling menentukan. Banyak pelamar gugup atau tidak bisa menjawab dengan percaya diri.
Kiat sukses menghadapi wawancara kerja:
-
Pelajari profil perusahaan dan deskripsi pekerjaan sebelumnya.
-
Latih jawaban untuk pertanyaan umum seperti “Ceritakan tentang diri Anda” atau “Mengapa kami harus memilih Anda?”.
-
Gunakan metode STAR (Situation, Task, Action, Result) saat menjawab pertanyaan berbasis pengalaman.
-
Perhatikan bahasa tubuh positif, kontak mata, dan senyum yang ramah.
Dan yang terpenting: datang tepat waktu! Keterlambatan adalah sinyal buruk bagi HRD, seberapa pun hebat kemampuanmu.
6. Gunakan Media Sosial Secara Profesional
Jangan lupa bahwa HRD sering memeriksa media sosial calon pelamar. Apa yang kamu unggah bisa memengaruhi keputusan mereka.
Langkah-langkah menjaga citra profesional di media sosial:
-
Hapus unggahan yang berisi kata kasar, ujaran kebencian, atau hal negatif.
-
Perbarui profil LinkedIn dengan foto profesional dan deskripsi lengkap.
-
Bagikan aktivitas positif, seperti seminar, pelatihan, atau proyek yang kamu kerjakan.
-
Jika kamu aktif di bidang tertentu, tunjukkan keahlianmu lewat konten.
Media sosial yang dikelola dengan baik bisa jadi nilai tambah besar karena mencerminkan karakter dan profesionalismemu.
7. Follow Up dengan Cara yang Elegan
Setelah mengirim lamaran, jangan langsung pasrah menunggu. Melakukan follow up adalah hal yang sopan dan menunjukkan keseriusan kamu terhadap posisi tersebut.
Cara follow up yang disarankan:
-
Tunggu sekitar 5–7 hari kerja setelah mengirim lamaran.
-
Kirim email singkat dan sopan kepada HRD, misalnya:
“Selamat siang, saya ingin menanyakan status lamaran saya untuk posisi Marketing Officer yang dikirim pada tanggal 1 Oktober. Terima kasih atas perhatian dan waktunya.”
-
Hindari bertanya berulang kali atau terlalu sering menghubungi HRD.
Dengan cara ini, kamu akan terlihat sebagai pelamar yang profesional, komunikatif, dan menghargai waktu orang lain.
Bonus: Tingkatkan Peluang dengan Skill Tambahan
Selain strategi melamar kerja, kamu juga bisa meningkatkan daya saing dengan mengembangkan soft skill dan hard skill baru.
Skill yang banyak dicari HRD saat ini:
-
Kemampuan komunikasi efektif.
-
Manajemen waktu dan kerja tim.
-
Penguasaan teknologi digital & software industri.
-
Bahasa asing, terutama Inggris.
-
Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah.
Investasikan waktu untuk mengikuti pelatihan online, webinar, atau kursus singkat. Hal-hal kecil ini bisa membuat perbedaan besar di mata perekrut.










